Ketika kecil, ibu membelai rambutku
dan berkata, “Nak, ibu mencintaimu.”
Cinta ?
Kucatat kata-kata itu pelan-pelan
kusimpan dalam warna penuh tanda tanya
Ketika kutumbuh,
kupu-kupu menari indah,
lebah-lebah bersenandung riang,
dan bunga-bunga bermekaran bagai mahkota yang merekah
Ketika aku di pelukan bumi yang menghampar,
dan menyelami pesona rembulan gemintang,
ibu memelukku dan berkata,
“Lihatlah, Nak. Betapa Allah mencintai kita.”
Cinta ?
Kuukir kata itu di langit kamarku,
merasakan hangat atas nikmat-Nya yang berlimpah
Alhamdulillaah..
Ketika kutumbuh lebih besar,
kueja kata-kata dalam buku cerita,
kunikmati kisah-kisah para Nabi,
“Rosulullah sangat mencintai ummatnya.”
Kubawa buku itu ke pangkuan ibu,
dan senyum matahari yang menyambutku,
“Kau tahu ? Islam ini agama cinta.”
Cinta ?
Begitu semarak kata itu dalam kehidupan,
begitu indah..
Ketika kumasuki sekolah dasar,
kumaknai kata cinta,
jika berarti bahagia, aku mencintai teman-temanku
jika berarti pesona, aku mencintai ilmu
jika berarti ketulusan, aku mencintai berbagi
Tapi cinta punya banyak makna,
maka kuputuskan, cinta adalah samudera..
Ketika aku beranjak remaja,
kudapati sesuatu yang berbeda
Rona merah wajahku saat bertemu teman yang kusuka,
atau debar jantung yang membuatku gugup
Televisi mengatakannya cinta,
Teman-temanku menyebutnya pacar,
Benarkah ?
Tapi diriku berkata lembut,
“Cinta itu samudera. Cinta tidak hanya sebatas Adam dan Hawwa’.
Kelak kau akan paham.”
Maka aku berdo’a,
“Ya Allah, jika aku jatuh cinta, izinkan pangeranku menjemputku menuju ridho-Mu..”
(Source: anginvenus.wordpress.com)
dan berkata, “Nak, ibu mencintaimu.”
Cinta ?
Kucatat kata-kata itu pelan-pelan
kusimpan dalam warna penuh tanda tanya
Ketika kutumbuh,
kupu-kupu menari indah,
lebah-lebah bersenandung riang,
dan bunga-bunga bermekaran bagai mahkota yang merekah
Ketika aku di pelukan bumi yang menghampar,
dan menyelami pesona rembulan gemintang,
ibu memelukku dan berkata,
“Lihatlah, Nak. Betapa Allah mencintai kita.”
Cinta ?
Kuukir kata itu di langit kamarku,
merasakan hangat atas nikmat-Nya yang berlimpah
Alhamdulillaah..
Ketika kutumbuh lebih besar,
kueja kata-kata dalam buku cerita,
kunikmati kisah-kisah para Nabi,
“Rosulullah sangat mencintai ummatnya.”
Kubawa buku itu ke pangkuan ibu,
dan senyum matahari yang menyambutku,
“Kau tahu ? Islam ini agama cinta.”
Cinta ?
Begitu semarak kata itu dalam kehidupan,
begitu indah..
Ketika kumasuki sekolah dasar,
kumaknai kata cinta,
jika berarti bahagia, aku mencintai teman-temanku
jika berarti pesona, aku mencintai ilmu
jika berarti ketulusan, aku mencintai berbagi
Tapi cinta punya banyak makna,
maka kuputuskan, cinta adalah samudera..
Ketika aku beranjak remaja,
kudapati sesuatu yang berbeda
Rona merah wajahku saat bertemu teman yang kusuka,
atau debar jantung yang membuatku gugup
Televisi mengatakannya cinta,
Teman-temanku menyebutnya pacar,
Benarkah ?
Tapi diriku berkata lembut,
“Cinta itu samudera. Cinta tidak hanya sebatas Adam dan Hawwa’.
Kelak kau akan paham.”
Maka aku berdo’a,
“Ya Allah, jika aku jatuh cinta, izinkan pangeranku menjemputku menuju ridho-Mu..”
(Source: anginvenus.wordpress.com)