Ceritanya abis baca ulang novel jaman SMP, judulnya Samita yang bikin Tasaro GK. Ini novel kesukaan karena jenisnya emang novel fiksi sejarah gitu. Ada favorite part, bikin nangis T^T
Sekuat tenaga Samita terus menyeret tubuhnya, sekaligus menekan rasa
pedih yang berujung pada air mata. Dia tak mau menangis saat itu. Ketika
akhirnya ia bisa meraih tubuh suaminya, pertama kali yang ia lakukan
pun bukan tersedu-sedu. Ia menangkap tubuh gagah suaminya yang langsung
roboh begitu ia sentuh.
Kepala pendekar perkasa itu lunglai di
pangkuan istrinya. Samita menyeka darah kental dari bibir Respati.
Perlahan kemudian, ia tempelkan bibirnya di kening suaminya.
"Anak kita laki-laki, Kakang. Namanya Soma. Soma Tanaya."
Respati tersenyum. Perlahan, kelopak matanya terbuka.
"Jaga anak kita, Samita."
"Pasti, Kakang."
"Ce… ceritakan padanya tentang kisah kita."
"Tak akan luput satu kalimat pun."
Respati terbatuk-batuk.
"Kapan terakhir aku katakan cinta, Samita?"
“Kakang tak pernah mengungkapkannya dengan kata-kata.”
Samita nyaris tak sanggup menahan air matanya. Sebentar lagi pasti meledak tangis yang menyayat.
"Bodohnya aku."
"Kakang tak perlu mengatakannya. Semua yang Kakang lakukan adalah cinta yang sesungguhnya."
Respati terdiam sesaat. Seperti tengah menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Aku mencintaimu, Samita."
"Aku tak pernah meragukannya, Kakang."
"Allah!"
Air mata Samita tumpah sudah. Menetesi wajah Respati yang kian memutih.
"Allah!"
Samita betul-betul kehabisan kata-kata.
"Allah!"
Tanpa suara, air mata Samita bercucuran. Perlahan ia tutup kelopak mata Respati yang tak lagi bergerak-gerak..
hiks hiks.. Sad Respati mantan kepala bhayngkari majapahit mati di tangan mantan anak buahnya sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar