Rabu, 04 April 2012 0 komentar

Ibu

Aku baca cerita ini di komik novelnya chicken soup. Dan ketika pertama baca, rasanya tergetar, begitu pun di kesempatan2 berikutnya.. Gak inget seluruh detail ceritanya, tapi intinya begini, dengan sedikit edit di sana sini::

Seorang anak yg mendapati ibunya sdg sibuk di dapur. Lalu menuliskan sesuatu di selembar kertas. Ibu menerima kertas tsb & membacanya.

Ongkos upah membantu Ibu :
- Membantu ke warung 20rb
- Menjaga adik 20rb
- Membuang sampah 5rb
- Membereskan t4 tdr 10rb
- Nyiram bunga 15rb
- Nyapu lantai 15rb
Jumlah seluruhnya : 85rb

Selesai membaca, Ibu tersenyum, mengambil pena & menuLis dibelakang kertas yg sama :
- Mengandung selama 9 bLn GRATIS
- Jaga malam karena menjagamu GRATIS
- Airmata yg menetes karenamu GRATIS
- Khawatir memikirkan keadaanmu GRATIS
- Menyediakan makan, minum, pakaian & keperluanmu GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku GRATIS

Air mata anak berlinang, lalu dia memeluk ibunya & berkata : “Saya Sayang Ibu”.
Lalu dia mengambil pena & menulis dikertas : “LUNAS”
Senin, 02 April 2012 0 komentar

Ekspresi

Bersabar tidak berhenti pada menahan amarah tapi pada mengekspresikan amarah menjadi sebuah potensi yg akan memberdayakan diri & semesta.

Ekspresikan marah dengan memaafkan

Ekspresikan keinginan dengan melepaskan

Ekspresikan benci dengan mencintai

Ekspresikan keluh kesah dengan berdzikir dan

Ekspresikan kekhawatiran dengan menikmati saat ini..
Minggu, 01 April 2012 0 komentar

Cita-cita yang Sebenarnya

Sewaktu TK, aku belajar bermimpi.
Ingin jadi guru.
Ingin jadi dokter.
Ingin jadi pilot.
Ingin jadi masinis.
Ingin jadi arsitek.
Ingin jadi seniman.
Ingin jadi penulis.
Ingin jadi penyair.
Ingin jadi reporter.
Ingin jadi penyiar.
Ingin jadi polisi.
Ingin jadi pengacara.
Ingin jadi semua yang kudengar, kukenal, atau kubaca dari buku.
Maka, tiap kali orang dewasa bertanya,
“Apa cita-citamu?”
Aku menjawab dengan hal berbeda tiap bulan berbeda.
Rasanya cita-cita adalah gulali, yang bisa kupilih variasi rasanya, kapan pun aku mau.
Rasanya manis, tentu saja.
Karena itu aku begitu bersemangat untuk bermimpi.
Sewaktu SD, aku belajar menyukai mimpi.
Kupilih yang benar-benar kusuka.
Ingin jadi dokter, karena aku sering ke dokter.
Ingin jadi guru, karena guruku baik sekali.
Ingin jadi penulis, karena aku suka membaca.
Rasanya cita-cita seperti cokelat.
Lebih manis lagi.
Karena itu aku benar-benar menyukainya.
Sewaktu SMP, aku belajar memahami mimpi.
Kusimak nasihat-nasihat guruku.
Kucatat baik-baik di bukuku, di hatiku.
Kuselami ia di lautan makna.
Kuhirup ia, kuresapi, dan kubiarkan ia mengalir dalam darahku.
Kusimak pelajaran dari mereka, dan hatiku berkata,
“Oh, kurasa aku mulai memahaminya.”
Setiap orang memiliki cita-cita yang berbeda,
Mimpi yang berbeda,
Target-target kehidupan yang berbeda..
Tapi, selalu ada satu hal yang harus melatarbelakanginya : kemanfaatan.
Tak peduli menjadi tukang sapu ataukah presiden,
Tak peduli seorang guru TK atau profesor,
Tak peduli seorang tukang koran atau pemilik penerbitan besar,
Semuanya harus bermuara pada satu lautan yang sama,
Semuanya harus berlayar menuju pelabuhan yang sama
: kemanfaatan
Oh, betapa banyak orang bermimpi menjadi yang besar, tapi tak paham ke mana mereka harus menuju,
Hingga ia mencederai dirinya, keluarganya, masyarakatnya, bahkan negaranya..
Apa hebatnya seorang pejabat yang korupsi dibanding seorang satpam yang jujur?
Pejabat-pejabat itu hanya membuat anaknya bertanya-tanya tentang bentuk kasih yang mereka berikan padanya,
“Apakah ketidakjujuran ayahku harus membuatku menderita sepanjang masa?”
Mereka memang kaya, tinggi, dan dihormati,
Tapi mereka hanya punya kebohongan dalam hidupnya..
Sementara anak-anak satpam yang hidup dalam kesederhanaan selalu tersenyum bahagia dan tertidur lelap tanpa dihantui rasa takut,
Toh ayahnya yang hebat akan selalu menjaganya.
Sewaktu aku SMA, aku belajar menitipkan mimpi
Aku tak mungkin menjadi guru, dokter, pilot, masinis, arsitek, seniman, penulis, penyair, reporter, penyiar, polisi, dan pengacara sekaligus,
Meski aku tahu negeriku membutuhkan peran mereka semua.
Tiap bidang memiliki kompleksitas tersendiri, dan aku sadar aku tak bisa meloncat ke sana kemari untuk menguasainya.
“Setiap orang harus menjadi ahli di bidangnya masing-masing.”
Maka, aku mulai menitipkan mimpiku..
Kusampaikan pada teman-teman seperjuanganku,
bahwa kami semua harus menjadi ahli di bidang kami masing-masing,
karena jika sudah begitu,
lebih mudah bagi kita untuk membangun negeri yang indah
seseorang yang ahli pada bidang tertentu lebih dibutuhkan daripada mereka yang tak pernah serius di bermacam bidang..
dan tentu saja, aku tak pernah lupa mengatakan,
“Oh, dan yang terpenting, temanku yang baik.. Kau harus menjadi orang yang bermanfaat bagi lingkungan tempat tinggalmu, bahkan negara kita yang besar ini. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain..”

(Source: anginvenus.wordpress.com)
Jumat, 30 Maret 2012 0 komentar

Kisah Aku dan Cinta

Ketika kecil, ibu membelai rambutku
dan berkata, “Nak, ibu mencintaimu.”
Cinta ?
Kucatat kata-kata itu pelan-pelan
kusimpan dalam warna penuh tanda tanya

Ketika kutumbuh,
kupu-kupu menari indah,
lebah-lebah bersenandung riang,
dan bunga-bunga bermekaran bagai mahkota yang merekah
Ketika aku di pelukan bumi yang menghampar,
dan menyelami pesona rembulan gemintang,
ibu memelukku dan berkata,
“Lihatlah, Nak.  Betapa Allah mencintai kita.”
Cinta ?
Kuukir kata itu di langit kamarku,
merasakan hangat atas nikmat-Nya yang berlimpah
Alhamdulillaah..

Ketika kutumbuh lebih besar,
kueja kata-kata dalam buku cerita,
kunikmati kisah-kisah para Nabi,
“Rosulullah sangat mencintai ummatnya.”
Kubawa buku itu ke pangkuan ibu,
dan senyum matahari yang menyambutku,
“Kau tahu ?  Islam ini agama cinta.”
Cinta ?
Begitu semarak kata itu dalam kehidupan,
begitu indah..
Ketika kumasuki sekolah dasar,
kumaknai kata cinta,
jika berarti bahagia, aku mencintai teman-temanku
jika berarti pesona, aku mencintai ilmu
jika berarti ketulusan, aku mencintai berbagi
Tapi cinta punya banyak makna,
maka kuputuskan, cinta adalah samudera..

Ketika aku beranjak remaja,
kudapati sesuatu yang berbeda
Rona merah wajahku saat bertemu teman yang kusuka,
atau debar jantung yang membuatku gugup
Televisi mengatakannya cinta,
Teman-temanku menyebutnya pacar,
Benarkah ?
Tapi diriku berkata lembut,
“Cinta itu samudera.  Cinta tidak hanya sebatas Adam dan Hawwa’.
Kelak kau akan paham.”
Maka aku berdo’a,
“Ya Allah, jika aku jatuh cinta, izinkan pangeranku menjemputku menuju ridho-Mu..”

(Source: anginvenus.wordpress.com)
Kamis, 29 Maret 2012 0 komentar

Kalo Ketemu Musuh

Dari dulu gak pernah ngebenci orang. Hanya melupakan & menganggap gak pernah kenal. Hati menjadi sehat.

Benci itu merusak hati dan mendatangkan penyakit. Jadi anggep aja gak pernah kenal orang itu.

Coba deh ngaca kalo pas ketemu orang yg dibenci. Dahi berkerut, mulut cemberut, muka merah, hati panas. Bikin cepet tua & stroke.

Gak usah berpura2 udah maafin orang yg dibenci. Tetep aja hati msh panas. Tapi coba bersikap gak pernah kenal.

Kalo ketemu orang yg gak kenal, gak mungkin cemberut kan? Muka & hati tenang aja. Nah terapkan kalo ketemu orang yg dibenci.

Orang itu bakal lebih sakit hati kalo melihat kita seperti gak pernah kenal, dibanding kalo ngeliat muka kita cemberut.

Kalo kita terlihat cemberut, orang itu bakal puas karena artinya usahanya untuk merusak hidup kita berhasil.

Tapi kalo dia ngeliat kita cuek dan bersikap gak pernah kenal, pasti dia bingung sendiri, penasaran, kesal. Nah giliran dia yg kena batunya.

Kalo kita belagak gak kenal, mereka pasti salah tingkah dan mikir. Nah kita ksh pe-er ke mereka, jgn sebaliknya ya.

Pernah kesel banget ketemu orang yg gw benci. Muka gw jd kusut, hati gw panas. Lho kok jd gw yg rugi & nyakitin diri sendiri?

Sejak itu gw terapin terapi “belagak gak kenal”, ehh ampuh lho. Malah mereka yg kesel. Senjata makan tuan kan :))

Jadi kalo mereka cemberut, jgn balas cemberut. Biarin aja muka mereka yg keriput. Krim muka mahal cyin ☺

Dengan belagak gak kenal, muka kita bebas dari kerutan, hati kita bebas dari meradang. Kita yg cantik, mereka yg sewot. Hihihihi

Latihan ya belagak gak kenal kalo ketemu musuh. Inget, gak boleh cemberut. Tatapan mata kosong, hati tenang. Bakalan keren banget deh

Menerapkan jurus belagak gak kenal, hidup bakal enteng banget. Karena jd merasa gak punya musuh.. :D
0 komentar

Marilah! (•̀_•́)ง

Pada jaman di mana semua orang sudah korup dan jahat, orang jujur masih punya pekerjaan.
Karena, orang yang paling korup pun tetap membutuhkan orang jujur untuk mengurus uang dan hartanya.
Marilah kita cegah Indonesia dari penguasaan orang-orang tidak jujur.
jangan mau jadi generasi penerus! tapi jadilah generasi pengganti!(“,)/hayuuu
Minggu, 25 Maret 2012 0 komentar
Ever tried.
Ever failed.
No matter.
Try again.
Fail again.
Fail better.
-Samuel Beckett

0 komentar

Terbukti Bahasa Sunda Lebih Praktis daripada Bahasa Inggris

Asli kocak, ada aja ya kerjaan bocah.

• Spending a lot of time doing nothing = ngajedog.
• Talk too much about unimportant things = ngacapruk.
• Fall backward and then hit own head = ngajengkang.
• Falling forward and may hit own face = tikusruk.
• A small sharp thing, embedded inside one’s skin = kasura.
• Smearing one’s body with hot ointment and then massaging it = borehan
• Complaining endlessly over unnecessary small matters = kukulutus
• Being completely ignored by other people, no matter how hard you are trying to get attention = teu diwaro
• Said I loved you but I lied = waduk !
Jumat, 23 Maret 2012 0 komentar
Jangan menyerah atas sesuatu yg sangat kamu inginkan. Memang sulit tuk menunggu, tapi akan lebih sulit jika akhirnya kamu menyesal. Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan kebaikan. Jangan berfikir tentang yang akan terjadi. Beranikan diri dan lakukan segera.
Masalah adalah ujian pendewasaan. Jadi tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Benahi diri sendiri dan jadi pribadi yg dewasa.
Setiap cobaan yg terjadi, adalah atas kehendak ALLAH. Dan setiap kehendak ALLAH adalah untuk memuliakan hambaNYA. -semoga kemuliaan tak hanya kita dapatkan di dunia ini,pun di akhirat nanti.
0 komentar

Cairo

Seorang kakak di Cairo menyampaikannya padaku…

Tersenyum atau marah..
Memaafkan atau membalas..
Mencintai atau membenci..
Bersyukur atau mengeluh..
Berharap atau putus asa..
Tidak ada pilihan yang tanpa konsekuensi..
Namun Allah selalu memberi yang terbaik.
RENCANA kita boleh INDAH, tapi rencana Allah-lah yg TERBAIK…
HIDUP kita mungkin baik2 saja, tapi hidup BERSAMA-NYA lebih SEMPURNA…
PEKERJAAN kita mungkin MENJANJIKAN, tapi BERKAH-NYA-lah yg menjadikan KAYA…
KEKUATAN tangan kita mungkin sanggup membawa kita menjadi org HEBAT, tapi hanya BERSAMA-Nya, kita menjadi LUAR BIASA…
Sebab Allah bukan hanya MENCUKUPI apa yg kita perlukan, tapi Ia memberi dgn BERKELIMPAHAN.
Selasa, 20 Maret 2012 0 komentar

Renungan Maghrib

Kita pernah “DILUKAI”
dan mungkin pernah “MELUKAI”
tapi krn itu kita BELAJAR
tentang bagaimana cara menghargai, menerima, berkorban dan memperhatikan.

Kita pernah “DIBOHONGI”
dan mungkin pernah “MEMBOHONGI”,
tapi dari itu kita belajar tentang KEJUJURAN.
Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti diri MEMINTA MAAF dan MEMBERI MAAF.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan,..yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari ESOK yang lebih baik.

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua
JATUH, berdiri lagi
KALAH, mencoba lagi
GAGAL, bangkit lagi,
Sehinggalah Allah Ta’alla memanggil:
“Waktu untuk PULANG”
Senin, 19 Maret 2012 0 komentar

Bismillaaaah...

ya ALLAH, jgn biarkan aku dirasuki kesombongan ketika meraih kesuksesan, dan jgn biarkan pula aku berputus asa ketika diterpa kegagalan. Bahkan ingatkanlah aku selalu kalau kegagalan adlah kesuksesan tertunda; kegagalan adlah pintu menuju kesuksesan.
Ya ALLAH, kala engkau cabut harta dariku, sisakanlah harapan untukku, kala engkau jauhkan aku dri kesuksesan, sisakanlah kekuatan ekstra untukku sehingga bisa mengatasi kegagalan; kala engkau ambil nikmat kesehatan dariku, sisakanlah nikmat iman pdaku.
0 komentar

My Favorite Part in Samita, makes me cry...

Ceritanya abis baca ulang novel jaman SMP, judulnya Samita yang bikin Tasaro GK. Ini novel kesukaan karena jenisnya emang novel fiksi sejarah gitu. Ada favorite part, bikin nangis T^T

 
Sekuat tenaga Samita terus menyeret tubuhnya, sekaligus menekan rasa pedih yang berujung pada air mata. Dia tak mau menangis saat itu. Ketika akhirnya ia bisa meraih tubuh suaminya, pertama kali yang ia lakukan pun bukan tersedu-sedu. Ia menangkap tubuh gagah suaminya yang langsung roboh begitu ia sentuh.
Kepala pendekar perkasa itu lunglai di pangkuan istrinya. Samita menyeka darah kental dari bibir Respati. Perlahan kemudian, ia tempelkan bibirnya di kening suaminya.
"Anak kita laki-laki, Kakang. Namanya Soma. Soma Tanaya."
Respati tersenyum. Perlahan, kelopak matanya terbuka.
"Jaga anak kita, Samita."
"Pasti, Kakang."
"Ce… ceritakan padanya tentang kisah kita."
"Tak akan luput satu kalimat pun."
Respati terbatuk-batuk.
"Kapan terakhir aku katakan cinta, Samita?"
“Kakang tak pernah mengungkapkannya dengan kata-kata.”
Samita nyaris tak sanggup menahan air matanya. Sebentar lagi pasti meledak tangis yang menyayat.
"Bodohnya aku."
"Kakang tak perlu mengatakannya. Semua yang Kakang lakukan adalah cinta yang sesungguhnya."
Respati terdiam sesaat. Seperti tengah menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Aku mencintaimu, Samita."
"Aku tak pernah meragukannya, Kakang."
"Allah!"
Air mata Samita tumpah sudah. Menetesi wajah Respati yang kian memutih.
"Allah!"
Samita betul-betul kehabisan kata-kata.
"Allah!"
Tanpa suara, air mata Samita bercucuran. Perlahan ia tutup kelopak mata Respati yang tak lagi bergerak-gerak..

hiks hiks.. Sad Respati mantan kepala bhayngkari majapahit mati di tangan mantan anak buahnya sendiri.
Minggu, 18 Maret 2012 0 komentar
okeh, malem2 lagi ngerjain tugas, video wawancara Adele ini bikin aku ketawa ngakak udh kayak orang gila. enjoy! n__n
Rabu, 22 Februari 2012 0 komentar

Faktor yang Mempengaruhi Proses Eliminasi Urin

Proses eliminasi biasanya diremehkan oleh kebanyakan orang. Ketika masalah mulai muncul, barulah kewaspadaan terbentuk. Kebiasaan eliminasi seseorang tergantung pada budaya sosial, kebiasaan pribadi, dan kemampuan fisik. Beberapa faktor mempengaruhi jumlah dan karakteristikdari urin yang diproduksi dan bagaimana itu dikeluarkan.

 
;